npm : 15109374
kelas : 3ka27
Penalaran Induktif
Penalaran itu logis atau masuk akal. Suatu proses berfikir manusia dalam menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada menjadi suatu simpulan.
Penalaran Induktif merupakan pernyataan bersifat khusus yang kemudian diambil kesimpulannya sehingga menjadi pernyataan yang bersifat lebih umum. Bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah meski premis-premis diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah tetapi, kesimpulan yang dibuat belum tentu benar namun kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar. Dengan data dan fakta yang ada seseorang dapat secara induktif membuat generalisasi, analogi dan menentukan hubungan kausal.
- Generalisasi
- apakah data dan fakta itu cukup banyak
- apakah data itu memang pantas menjadi model dan contoh atau sampel
- apakah tidak ada kekecualian
contoh:
Jika ada listrik, televisi menyala
Jika ada listrik, radio menyala
Jika ada listrik, AC menyala
Jadi jika ada listrik,alat elektronik menyala
- Analogi
contoh:
Andi adalah seorang pilot
Andi dapat mengendarai pesawat terbang
Dimas adalah seorang pilot
Oleh sebab itu, Dimas dapat mengendarai pesawat terbang
- Kausal
Sebab-Akibat
Sebab-akibat ini berpola A menyebabkan B. Dapat juga berpola A menyebabkan B, C, dan seterusnya. Jadi efek atau akibat dari suatu peristiwa yang dianggap penyebab kadang lebih dari satu. Sebagai contoh seorang pegawai tidak datang rapat dapat kita perkirakan bahwa pegawai tersebut mungkin datang telat, kecelakaan di jalan, atau terkena macet.
Akibat- Sebab
Akibat-sebab ini dapat kita lihat peristiwa seseorang yang terjatuh. Terjatuh merupakan akibat dan terluka merupakan sebab. Akan tetapi, dalam pernalaran jenis ini, peristiwa sebab merupakan simpulan.
Akibat-Akibat
Akibat-akibat adalah suatu pernalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada “akibat” yang lain. Contohnya sebagai berikut.
Ketika pulang bekerja, Ayah melihat air kali meluap. Ayah langsung menyimpulkan bahwa gang di rumah banjir.